IDETIMUR – Afrobeat kini telah berkembang menjadi salah satu genre eklektik dalam musik kontemporer. Afrobeat sendiri adalah genre musik dari Nigeria yang menggabungkan unsur jazz, funk dan ritme tradisional Afrika Barat.
Di Indonesia, genre ini memang sedikit agak asing. Namun bukan berarti tak banyak penikmatnya. Buktinya, mulai banyak musisi-musisi yang mengusung genre ini.
Salah satunya adalah Wekaweka. Dan baru-baru ini, grup yang beranggotakan Sonjah dan Zhizaa ini memperkenalkan single perdana mereka yang berjudul “Ghetto”.
Nuansa Afrobeat memang cukup terasa di lagu ini. Jika didengarkan dengan seksama, isian-isian vokal ala-ala Afrika memang cukup mendominasi.
Rupanya ada alasan tersendiri mengapa Wekaweka mengusung genre Afrobeat. Sebenarnya Sonjah dan Zhizaa telah cukup lama bekerja sama dalam pembuatan musik.
Beberapa lagu pun telah mereka ciptakan. Namun entah mengapa, keduanya tak pernah merasa puas. Meski banyak orang yang memuji karya-karya mereka.
“Udah bikin lagu banyak tapi belum nemu yang sreg. Padahal kata orang bagus.. Tapi kita masih merasa kurang aja,” ujar Sonjah.
Hingga akhirnya, mereka mendengar lagu-lagu dengan irama Afrobeat. Saat itu keduanya langsung jatuh cinta dengan musik tersebut. Sonjah pun akhirnya coba-coba untuk membuat lagu dengan nuansa Afrobeat.
“Mulai banyak lagu-lagu dari Afrika. Lebih banyak di Nigeria dan mulai masuk klub-klub serta dimainin DJ. Kok musik ini seru ya. Banyak yang suka dan sering diputar. Cobalah aku bikin,” terang Sonjah.
Proses awal pun dikerjakan di dua kota yang berbeda. Sonjah di Surabaya, sementara Zhizaa di Malang, Jawa Timur. Hingga akhirnya keduanya bertemu di Surabaya untuk melakukan take vokal.
“Sekitar satu mingguan lah prosesnya. Pas take vokal banyak kejadian lucu ya. Kita belajar banyak. Terjadi kesalahan, kita ulang lagi. Kalau rap kan pasti rap aja. Kalau Afrobeat lebih ke nyanyi ya,” kata Sonjah menjelaskan tantangan menyanyikan lagu ini.
Diakui Sonjah, ia dan rekannya sebelumnya memang lebih banyak berkuat dengan musik hip hop dan rap. Namun ketika mendengar musik-musik dengan nuansa Afrobeat, Sonjah merasa jika Wekaweka sangat cocok mengusung musik tersebut.
“Karena nggak pernah ada lagu sedih sih. Jadi musiknya seru aja. Afrika musik kebanyakan itu salah satu yang aku suka,” ucap Sonjah.
Disesuaikan dengan musiknya, Wekaweka pun membuat lagu yang bertemakan semangat. Judul Ghetto pun akhirnya dipilih.
Sekedar informasi, Ghetto sendiri adalah tempat pengasingan yang dibuat oleh Jerman di masa perang. Di Amerika Serikat, Ghetto adalah sebuatan bagi daerah kumuh.
Namun seiring waktu, orang-orang yang tak pernah menyerah dan penuh semangat kerap mendapat julukan sebagai Ghetto Boys.
“Jadi kayak penyemangat harus tetap berjuang. Kayak suntikan mental aja. Hari esok pasti lebih baik lagi,” ungkap Sonjah.