IDETIMUR – Kritis dan selalu ingin menyuarakan kebenaran dan keadilan. Itulah konsep awal D’Facto Rap hadir dalam industri musik.
Cukup unik memang, Amal Hasanuddin memadukan antara musik rap dengan karya sastra. Namun bila dicermati lebih dalam, lirik-liriknya kerap menekankan mengenai masalah-masalah sosial yang terjadi di sekitar. Khususnya di Maluku Utara.
Segala yang meresahkan dituangkan ke dalam lirik. Terkadang dalam bentuk puisi yang panjang. Dan curahan isi hati tersebut dipadukan dengan musik rap yang telah akrab di telinga.
Hasilnya? Sebuah karya musik yang memang cukup jarang ada di Indonesia.
“Konsep awal maunya seperti itu. Awalnya karena memang sering terjadi di kehidupan saya. Ya sudah saya angkat. Dan banyak hal di dunia hiburan, hal berbau kritik paling banyak disorot,” ujar Amal Hasanuddin.
Namun bersikap kritis tentu membutuhkan refrensi yang tepat. Dan semua itu bukanlah tanpa resiko.
Amal pun harus benar-benar mencari refrensi sebelum ia menuangkan ke dalam lirik. Dan tak jarang apa yang dilakukannya tersebut memakan waktu yang lama.
“Susah banget. Harus jelas refrensinya karena yang kita lawan orang besar juga. Berbahaya, resikonya besar. Tapi bagus juga karena kita disorot sama orang-orang besar,” kata Amal sambil tertawa.
Untuk urusan yang satu ini, Amal tak ingin main-main. Berita-berita di online pun dilahapnya. Namun Amal juga berusaha mencari tahu mengenai kebenarannya. Menurut Amal, ia tak ingin hanya sekedar termakan isu yang beredar di masyarakat.
“Lagian saya juga imbang. Saya ambil dari berita. Pokoknya media online lah. Saya coba telusuri lagi. Jangan sampai ada berita hoax,” ujar Amal.
“Kadang saya minta masyarakat setempat bantu. Mereka kumpulin data, saya bagian eksekusi,” sambungnya.
Beberapa pengalaman unik pun pernah ia alami saat harus memberikan kritikan-kritikan tersebut. Amal bahkan mengaku pernah diminta secara khusus oleh seorang pejabat untuk mengkritik kinerjanya.
“Saya dipanggil sama orang yang punya kebijakan. Saya disuruh lihat cara kerjanya. Dia minta dikritik aja. Pokoknya kritik aja yang penting namanya diangkat,” beber Amal.
Sebenarnya tak semua lagu D’Facto Rap berisikan kritikan. Beberapa diantaranya juga bercerita mengenai kebudayaan dan cinta.
“Tapi senang aja. Memang senangnya begitu. Basicnya saya orang lingkungan. Panggilan hati. Memang banyak masalah ada di Maluku Utara. Cuma nggak semua masalah yang saya angkat. Kalau hati terpanggil, saya tulis,” papar Amal.