IDETIMUR – Hati terasa tenang saat mendengarkan musik. Itulah yang dirasakan oleh Yovan Poli sejak ia masih kecil. Sang mama pernah cerita, ketika masih bayi, Yovan termasuk anak yang rewel dan susah tidur.
Namun ayahnya memiliki jurus jitu. Yaitu memutarkan musik. Hanya dalam waktu singkat, Yovan kecil pun langsung terlelap.
Kecintaan Yovan terhadap musik mungkin memang didapatkan dari sang ayah. Di rumahnya, sang ayah mengoleksi begitu banyak speaker dari berbagai ukuran.
Sejak kecil pula, Yovan telah terbiasa mendengarkan alunan-alunan nada dari koleksi kaset-kaset sang ayah.
“Waktu masih kecil saya ingat kalau bapak sering memutar musik di pagi hari untuk memulai harinya dan di sore hari ketika membersihkan halaman rumah,” kenang Yovan.
Musik yang paling membekas dalam ingatannya adalah Alan Jackson, seorang penyanyi country asal Amerika Serikat. Wajar saja, sang ayah memang mengoleksi kaset-kaset dari album Alan Jackson.
Ketika duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), karya-karya dari Justin Bieber mulai mempengaruhinya. Saat itu, tak begitu banyak musik lokal yang ia perdengarkan. Karena sang ayah memang lebih suka mendengarkan album-album dari musisi luar.
Hingga akhirnya, lulus SD, Yovan harus tinggal berjauhan dengan orangtuanya. Yovan terpaksa melanjutkan pendidikannya di luar kota.
Dari sanalah wawasannya mengenai genre musik akhirnya mulai berkembang. Yovan akhirnya mengenal musik pop dan hip hop.
“Awal mula saya mendengarkan musik hip-hop adalah ketika saya mempunyai handphone pertama dan membuka situs streaming yaitu soundcloud. Rapper Indonesia pertama yang saya dengar pada waktu itu dalah Ecko Show dan itu pun secara tidak sengaja,” ungkap Yovan.
Awalnya Yovan merasa bingung dengan musik hip hop. Karena sekilas, penyanyinya menyanyi seperti berbicara. Namun karena beat dan instrument dalam music yang catchy serta pemilihan lirik dan permainan kata yang dimainkan dalam music hip hop itu sendiri, akhirnya Yovan pun mulai menyukainya.
Selesai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) Yovan mulai diperkenalkan dengan software pembuat beat atau instrumental yaitu FL Studio. Namun saat itu, belum terlintas dalam benaknya jika ia akan menekuni musik.
Hingga akhirnya, lulus SMA, saat ia cuti selama satu tahun karena gagal dalam mengikuti tes sekolah kedinasaan, Yovan mulai mendengarkan karya dari rapper Indonesia yaitu Rich Brian yang berjudul “Dat Stick”. Yovan mencoba untuk menghafal lagu tersebut hingga membuat teman-temannya terkesan.
Yovan pun memutuskan untuk membuat video cover dengan menggunakan handphone milik mamanya. Video cover tersebut pun ia upload di Youtube dan mendapat sambutan postif dari teman-temannya.
“Sejak saat itu saya mulai aktif meng-cover lagu-lagu rap dari musisi luar. Seperti NF, Powfu dan masih Rich Brian,” beber Yovan.
Dari video cover tersebutlah, tiba-tiba Yovan mendapat notice oleh salah satu grub hip hop dari daerah dan mengajaknya untuk bergabung. Di dalam komunitas itulah, Yovan bertemu banyak orang hebat seperti produser dan rapper.
“Hingga akhirnya saya tahu bahwa tidak bisa selamanya saya bergantung pada mereka dan memutuskan untuk belajar memproduseri lagu saya sendiri sampai sekarang,” ungkap Yovan.
Dalam perjalanannya, Yovan sangat suka bereksperimen dengan musik. Ia pun mengaku selalu mempunyai warna yang berbeda. Yovan juga lebih suka mengangkat tema-tema lagu tentang peristiwa di sekitar atau peristiwa yang ia alami sendiri.