Update IDE Timur Blog A BIT Lagu “Nanti Om Ludah” Jadi Kolaborasi Yang Cukup Langka Bagi Ecko Show Dan Terali Gank
A BIT

Lagu “Nanti Om Ludah” Jadi Kolaborasi Yang Cukup Langka Bagi Ecko Show Dan Terali Gank

IDE Timur –Musik tak mengenal batas dan status. Mungkin itulah yang terjadi dalam lagu dari Ecko Show yang berjudul “Nanti Om Ludah”.

Lagu ini menjadi lagu yang cukup spesial. Bukan hanya karena materinya saja yang terdengar cukup fresh. Namun karena di lagu ini, Ecko Show berkolaborasi dengan Terali Gank dan Fahmy Fay

Bagi yang belum tahu, Terali Gank adalah grup hip hop yang anggotamya adalah para napi. Karena kasus hukum yang berbeda-beda, mereka terpaksa menghuni Lapas Kelas III B Manokwari.

Meski berada di dalam jeruji besi, mereka tak pernah patah semangat.Buktinya, hidup di dalam penjara justru memunculkan kreativitas baru. Semua berawal dari kesamaan minat di bidang musik. XFLO P, DHOX, RASKIL,JAYZIE dan seorang petugas sipir bernama SNAZZY akhirnya membentuk grup bernama Terali Gank.

Hebatnya, lagu “Nanti Om Ludah” adalah lagu buah karya Terali Gank yang dahulu sempat ramai di aplikasi Tiktok. Jelas, kolaborasi antara Ecko Show dengan Terali Gank ini menjadi kolaborasi yang cukup langka terjadi.

Idenya cukup sederhana, yaitu berawal dari niat Ecko Show untuk membantu agar nama Terali Gank dikenal banyak orang. Namun ternyata, untuk mewujudkan niat tersebut tak semudah yang dibayangkan.

Ecko Show dengan salah satu napi lapas (Foto. Dokpri)

Karena menjadi tahanan, jelas banyak peraturan-peraturan yang harus ditaati. Dan sudah pasti, kehidupan para napi tak bisa sebebas masyarakat biasa.

Langkah pertama yang dilakukan adalah meminta ijin terlebih dahulu kepada pihak lapas. Beruntung, pihak lapas selama ini cukup mendukung aktivitas Terali Gank. Terali Gank memang menjadi kebanggaan dari lapas Manokwari.

Namun sekali lagi, meski ijin telah dikantongi, tetap saja untuk memulai project kolaborasi ini tetaplah sulit.

“Mereka take vokalnya di dalam sel. Waktu itu kirim file tapi agak lama karena peraturan dari lapas dalam sehari hanya beberapa menit bisa buka laptop. Terbatas waktunya. Nunggu lagi besok. Belum lagi dia ada tugas bersih-bersih. Ketunda lagi,” kata Ecko Show sambil tertawa.

Pada akhirnya, dibutuhkan waktu selama empat bulan hingga project kolaborasi ini rampung. Dengan peralatan sederhana ditambah waktu yang terbatas, apa yang dilakukan oleh Ecko Show dengan Terali Gank patut diacungi jempol. Hasilnya pun tak kalah dengan proses rekaman yang dilakukan di studio-studio besar.

“Kalau dari segi hasil saya nggak bisa nuntut lebih karena dari kualitas software dan hardware mereka minim. Saya sudah ngerti lah. Saya berusaha gimana hasilnya bisa kualitasnya sama dengan studio saya,’ jelas Ecko Show.

Namun masih kurang rasanya jika sebuah lagu tidak didukung oleh video klip. Untuk yang satu ini, Ecko Show harus kembali memutar otaknya.

Beruntung, salah satu anggota Terali Gank adalah sipir dari lapas Manokwari.Dengan bantuan sipir tersebut, Ecko Show pun langsung mendapat ijin dari Kepala Lapas Manokwari. Bahkan pihak lapas membebaskan Ecko Show untuk menentukan sendiri lokasi-lokasi yang ia inginkan.

Pada Oktober lalu, proses syuting pun dimulai. Perasaan ragu dan takut sempat dirasakan oleh Ecko Show. Wajar saja, penjara identik dengan hal-hal yang berbau negatif.

“Imejnya kan preman, agak takut juga. Masalahnya saya harus direct mereka. Nyuruh – nyuruh mereka,” kata Ecko Show sambil tertawa.

Diluar dugaan, kekhawatiran Ecko Show tersebut sama sekali tak terbukti. Justru sebaliknya, ternyata para napi tersebut mengenali Ecko Show sebagai musisi hip – hop yang cukup berpengaruh. Bahkan mereka sangat antusias untuk membantu pembuatan video klip tersebut.

Beberapa napi yang terlibat dalam pembuatan video klip (Foto. Dokpri)

 

Sambil tertawa, Ecko Show menceritakan mengenai pengalaman uniknya selama menjalani proses syuting di dalam penjara. Sebuah pengalaman yang tak dapat ia lupakan saat dirinya harus meminta bantuan dan memerintah sebanyak 30 napi terseram di lapas Manokwari.

‘Kita minta bantuan petugasnya. Minta 30 orang yang benar-benar serem dan tatonya banyak. Mereka dikeluarin, disuruh buka baju panas-panas. Saya milihnya deg-degan juga. Tapi mau nggak mau harus pilih kan. Diluar ekpektasi saya sih. Aduh bahaya nih. Tapi mereka family,” kenang Ecko Show.

Syuting memakan waktu selama dua hari yang dilakukan sejak pagi hingga larut malam. Tak ada kendala yang berarti saat proses syuting berlangsung.

Kolaborasi antara Ecko Show dengan Terali Gank ini sekaligus menjadi bukti jika berkarya dapat dilakukan dimana saja. Dan di dalam lapas bukan jadi tempat untuk membatasi seseorang untuk berkreativitas.

Exit mobile version