Update IDE Timur Blog A BIT Ternyata Angga Enak Pernah Menato Pelanggannya Sampai Pingsan
A BIT

Ternyata Angga Enak Pernah Menato Pelanggannya Sampai Pingsan

Angga Enak

IDE  TIMUR- Di kota Manado, selain dikenal sebagai musisi, Angga Enak ternyata juga dikenal sebagai seniman tato.  Profesi yang satu ini memang telah ia geluti sejak lama.

Tak terhitung lagi berapa banyak orang yang telah memakai jasanya. Dan sejak kecil, Angga  memang memiliki hobi menggambar.

Kertas bahkan tembok kerap menjadi sasaran Angga dalam menuangkan idenya. Ketika duduk di bangku SMA, Angga mulai tertarik dengan seni grafity. Bahkan ia pernah bekerja di bengkel motor untuk melukis tangki-tangki motor dengan teknik air brush.

Lingkungan pun mulai membuat dirinya menyukai seni tato. Saat tergabung dengan komunitas Punk, Angga mulai membulatkan tekadnya untuk memiliki tato di tubuhnya.

“Jadi memang udah niat aja pengen bertato. Awalnya terinspirasi dari musisi-musisi luar negeri,” ungkap Angga.

Angga Enak (Foto. Dokpri)

 

Suatu hari, ia pun memberanikan diri untuk membuat tato di tubuhnya. Sebuah gambar bintang di pinggang dipilih karena memiliki makna jika cahaya dari bintang akan terus menyinari hidupnya.

Hingga sekarang, tak terhitung lagi berapa koleksi tato yang ada di tubuh Angga. Karena sangat menyukai tato, perlahan-lahan Angga pun mulai berfikir untuk menjadi seniman tato. Apalagi dirinya memang memiliki bakat dalam menggambar.

“Pertama tato itu kita mabuk, saya tato teman saya dan habis itu gantian teman saya yang tato saya. Gambar tato pertama kali kalau nggak salah new school kartun-kartun graffity gitu,” kata Angga sambil tertawa.

Sekitar tahun 2014, seorang teman mengajak Angga untuk bekerja di studio tato. Kebetulan teman Angga tersebut memang memiliki studio tato sendiri.

Angga Enak saat menato pelanggannya (Foto. Dokpri)

 

Dan melalui studio tersebutlah, Angga mempelajari seni tato yang sesungguhnya. Namun menjadi tato artist profesional ternyata tak semudah yang dibayangkannya.

“Kesulitannya sih tergantung gambar yang di tato. Kalau menurut saya lebih ke garisnya karena kita harus fokus sampai harus nahan nafas. Kalau soal waktu tergantung besar dan kecil. Ada yang cuma setengah jam dan bahkan ada yang sampai berjam-jam,” ungkap Angga.

Segalanya tak selalu berjalan mulus. Beberapa kali Angga juga harus menghadapi amarah dari pelanggan karena tak sesuai dengan apa yang mereka mau.

“Kalau di komplain dan gagal pasti pernah  dan semua artist tato juga kayaknya pernah ngerasain itu. Dari kesalahan-kesalahan itu kami lebih belajar dan Alhamdulillah sekarang sudah banyak yang percayain kita untuk di tato tubuhnya,” jelas Angga.

“Kalau pengalaman uniknya saya pernah lagi nato terus yang di tato pingsan,” sambungnya.

 

Exit mobile version