IDE TIMUR – Karya dari Dila Lipata yang satu ini memang patut diacungin jempol. Pasalnya, lagu yang berjudul “Move It” ini sedikit berbeda dari lagu-lagu Dila Lipata sebelumnya.
Liriknya penuh semangat dan memberikan motivasi ke semua orang. Lagu ini memang mengajak semua orang untuk maju bersama-sama.
Namun bukan hanya liriknya saja yang memiliki nilai positif. Dalam lagu “Move It”, Bossvhino dan Febri Hands juga menyuguhkan sebuah aransemen yang berbeda.
Dila Lipata memadukan unsur-unsur modern dan unsur tradisional yang akhirnya menciptakan sebuah musik yang indah. Betapa tidak, setidaknya terdapat 15 sound tradisional yang dimasukan ke dalam lagu tersebut.
Diantaranya adalah : Gambusi Gorontalo, Pareret Lombok, Mandar Makassar, Foy Doa Kupang, Kolintang Manado, Calong Mamuju, Polopalo Gorontalo, Pareret Lombok, Pikon Papua, Kicauan Burung Cendrawasih, Calong Mamuju, Foy Doa Kupang, Pareret Lombok, Polopalo Gorontalo, dan Pareret Lombok.
“Ini berangkat dari ide gila aja. Dari awal sudah tahu arahnya mau kemana. Jadi lebih luas aja,” ujar Bossvhino.
Kegilaan mereka tak berhenti sampai disitu. Di pertengahan lagu, Dila Lipata juga memasukan suara burung Cendrawasih yang identik dengan daerah Papua.
“Waktu itu kepikiran burung Cendrawasih. Papua kan identik dengan burung Cendrawasih,” jelas Bossvhino.
Lagu ini sekaligus menjadi anthem untuk event MOVE IT FEST yang diprakarsai oleh IDE TIMUR. Dan siapa sangka, lagu ini dibuat 10 hari sebelum MOVE IT FEST Chapter Manado digelar.
“Jadi kemarin memang sedikit terburu-buru bikinnya. Awalnya memang ada request untuk dibuatkan anthemnya,” terang Bossvhino.
Untuk urusan lirik, Dila Lipata mengaku tak kesulitan. Namun lain halnya ketika mereka harus memikirkan aransemennya. Dila Lipata memang ingin lagu ini memiliki karakter khas Indonesia timur.
“Kendala pas produksinya. Jadi saat gabungin beberapa sound tradisional. Itu yang susah sih,” kata Bossvhino sambil tertawa.