IDETIMUR – Di bully, di bully dan di bully. Itulah yang terjadi setiap hari kepada Falens Taborat di awal-awal ia meniti karir. Pria asal Maluku yang kini populer dengan nama panggung Falens Golgota ini memang selalu menjadi sasaran bully dari teman-temannya.
Bukan tanpa alasan jika Falens Golgota kerap di bully oleh teman-temannya. Pasalnya, Falens sebenarnya tak memiliki bakat musik. Bahkan Falens mengaku tak memiliki pengetahuan mengenai musik.
Falens mengawali karirnya sebagai seorang dancer. Di kota asalnya, dance memang cukup populer. Hingga akhirnya, seorang teman mengenalkannya dengan musik rap. Iseng dan sekedar ikut-ikutan, Fallens pun mulai mempelajari rap.
Bersama 14 orang temannya, setiap hari Falens berusaha untuk bisa menjadi seorang rapper. Namun apa mau dikata, disaat 14 temannya terus mengalami kemajuan, Falens justru menjadi satu-satunya orang yang tertinggal.
“Kita latihan di komplek. Waktu itu aku gugup sekali. Yang lain berhasil semua. Cuma aku yang nggak bisa,” kenang Falens.
Alhasil, Falens menjadi sasaran bully dari teman-temannya. Setiap hari nge-rap, Falens merasa ia seperti sedang membaca sebuah buku. Nada-nada yang dikeluarkannya pun terdengar datar.
“Aku memang tidak memiliki jiwa seni sama sekali. Suaraku aja nggak bagus,” kata Falens sambil tertawa.
Namun justru cemooh-cemooh tersebut membuat dirinya bangkit. Tak ada alasan lagi untuk mundur. Saat itu, setiap orang yang bisa nge-rap memang selalu dianggap keren. Falens pun ingin dirinya juga dianggap keren oleh teman-temannya.
“Waktu itu trendnya memang seperti itu. Kalau nggak ikut nggak keren. Padahal setiap rekaman aku selalu gugup,” beber Falens.
Berbagai usaha pun dilakukannya. Kemana pun ia pergi, dimana pun ia berada, Falens selalu latihan bernyanyi. Bahkan naik motor pun Falens selalu bersenandung. Tak hanya menyanyi, Falens juga mempelajari segala hal mengenai produksi musik.
Wajar memang, di kota asalnya, segalanya memang masih terbatas. Untuk mendalami musik, Falens harus serba bisa. Dengan laptop pinjaman, mic seadanya dan koneksi internet yang tidak mendukung, Falens pun mulai memproduksi lagu sendiri.
Namun tetap saja, perjuangannya tersebut tak pernah mendapat pujian dari teman-temannya. Justru sebaliknya, Falens kembali menjadi sasaran bully dari teman-temannya.
“Mungkin karena aku nggak punya bakat musik, jadi tetap dihina. Katanya hasilnya jelek lah. Tapi kan aku pengen keren. Jadi tetap semangat,” ungkap Falens.
Hingga akhirnya, di tahun 2012, salah satu lagu karyanya dibeli oleh orang lain. Saat itulah teman-temannya mulai mengakui bakat Falens di bidang musik.
Waktu pun berjalan, Falens terus bersemangat untuk mendalami musik. Ia pun mulai mengenal beberapa pemusik lokal seperti Toton Caribo dan lain sebagainya, Falens juga mulai memberanikan diri untuk mengunggah karya musiknya di YouTube channel miliknya.
“Waktu tahun 2015, salah satu videoku tembus 100 ribu. Di tahun itu kan lumayan. Tapi tiba-tiba kena hack. Jadi akhirnya ditutup,” jelas Falens.
Kini Falens telah membuktikan jika semangat pantang mundurnya berhasil membungkam orang-orang yang telah mencemoohnya. Falens pun telah memiliki channel YouTube baru. Karya-karya Falens pun banyak mendapat apresiasi dari orang-orang.
Leave feedback about this