Isu ketidakmerataan infrastruktur musik menjadi salah satu sorotan dalam Indonesia Music Summit (IMUST) 2025. Dalam sesi diskusi “Ketersediaan Venue Pertunjukan Musik dan Sarana Pendukung” pada Hari Ke-2, IDETIMUR menyampaikan pengalaman kritis mereka dalam penanganan venue pertunjukkan musik di Indonesia Timur.
Diwakili oleh Ricky Bya, selaku CMO Diggy, holding company dari IDETIMUR. IDETIMUR diperkenalkan sebagai agregator musik yang fokus pada musisi dan ekosistem di Indonesia Timur. Tidak hanya sebagai agregator, IDETIMUR juga fokus pada upaya menumbuhkan ekosistem musik di Indonesia Timur, terutama perihal edukasi bagi musisi di sana. Pengalaman IDETIMUR dalam menggelar festival MOVE IT FEST di berbagai kota, seperti Gorontalo, Manado, Kupang, dan Ambon, menjadi bukti nyata adanya tantangan berat.

Ricky Bya menegaskan bahwa venue berkapasitas besar dan fasilitas yang berfungsi baik masih sangat minim di wilayah tersebut. Keterbatasan ini meluas dari sekadar gedung, meliputi sarana pendukung penting seperti lapangan yang memadai, toilet yang layak, aksesibilitas logistik, hingga standar tata suara dan panggung yang belum merata.
Kesenjangan ini menciptakan tantangan berat bagi penyelenggara, terutama terkait beban logistik dan biaya. Karena sarana pendukung di lokasi sering kali tidak tersedia, promotor terpaksa mengeluarkan biaya ekstra untuk membawa perlengkapan teknis dan backline dari luar daerah. Hal ini secara langsung meningkatkan biaya operasional dan risiko, membuat penyelenggaraan konser berskala besar menjadi tidak efisien dan kurang menarik bagi investor.
Ironisnya, dampak terberat dirasakan oleh masyarakat dan seniman lokal. Keterbatasan sarana ini secara tidak langsung menghambat perkembangan ekosistem kreatif dan membatasi masyarakat di Indonesia Timur untuk mendapatkan pengalaman menonton musik yang setara dengan di Indonesia Barat, padahal antusiasme masyarakat di sana sangat tinggi.
Sebagai penutup, IDETIMUR menyerukan kepada Pemerintah dan pemangku kebijakan yang hadir di IMUST. Mereka mendorong agar ada perbaikan infrastruktur secara berkelanjutan di kawasan Timur. Harapan utamanya adalah tercapainya pemerataan sarana dan prasarana musik, sehingga kegiatan pertunjukan dapat berlangsung tanpa kesulitan dan kualitas pengalaman musik bagi seluruh masyarakat Indonesia dapat ditingkatkan.



Leave feedback about this