IDETiMUR – Lagu-lagu ciptaan Kaf G memiliki ciri khas yang unik. Musiknya cenderung keras dan memacu andrenalin. Liriknya pun sarat makna dan bernada kritikan.
Hal tersebutlah yang membuat karya-karya Kaf G memiliki karakter yang cukup kuat. Namun siapa sangka, sebelum dikenal sebagai musisi hip hop, Kaf-G lebih dulu muncul sebagai anak band.
Bahkan musik yang diusungnya pun melenceng jauh dari ganre hip hop. Yang menariknya lagi, background Kaf G bukanlah sebagai penyanyi. Melainkan seorang drummer.
Adalah sang paman lah yang pertama kali memberi pengaruh besar kepada musik. Paman Kaf G adalah seorang pemain band. Hari-hari Kaf-G pun kerap diisi dengan mendengar karya-karya dari Dewa 19, Padi, Simple Pan, Ungu, dan lain sebagainya.
Ketika duduk di bangku SMP, Kaf G pun mulai mencoba untuk menjadi pemain band. Keahliannya bermain drum membuat Kaf G mengisi posisi drummer di bandnya.
“Dulu bukan penyanyinya, justru jadi drummernya. Saya punya band anak sekolahan. Sering main lagunya SID,” ujar Kaf G.
Kaf G mengaku mulai menyukai musik hip hop setelah ia tak sengaja melihat playlist musik yang ada di laptop ayahnya. Ternyata sang ayah adalah penggemar Iwa K dan rapper-rapper terkenal di era tersebut. Tak hanya itu, seorang teman juga mengenalkan Kaf G dengan musik-musik karya Ecko Show.
“Tahu Ecko Show dari teman yang kebetulan dia anak G-Town Hip Hop. Da yang bawa lagu-lagunya ke tempat tinggal saya,” jelas Kaf G.
Ketika duduk di kelas 3 SMA, Kaf G mulai memberanikan diri untuk menekuni musik Hip Hop. Kaf G pun mulai membuat lagu perdananya yang berjudul “Depresiku”.
Menurut Kaf G, salah satu seniornya ternyata adalah seorang rapper dan memiliki studio sendiri di rumahnya.
“Dia punya studio. Tiap hari kita nongkrong. Akhirnya saya tertarik buat ngerekam lagu dengan lirik yang seadanya. Awalnya kan cover dulu, belum mampu nulis lirik sendiri,” kenang Kaf G.
Namun sayang, hubungan Kaf G dengan temannya tersebut memburuk. Alhasil, Kaf G harus melanjutkan perjuangannya membuat musik dengan alat sederhana. Hanya berbekal ponsel dan headset seadanya.
Lulus SMA, sebuah keputusan besar diambil oleh orangtua Kaf G. Mereka mengirim Kaf G ke pesantren. Sejak saat itulah Kaf G vakum bermusik.
Namun hasratnya untuk bermusik begitu besar. Suatu waktu, Kaf G mencuri-curi kesempatan untuk membawa ponselnya ke pesantren.
Tanpa sengaja, ia justru melihat jika G-Town Hip Hop sedang membuka pendaftaran untuk calon anggota baru. Tanpa pikir panjang, Kaf G pun mengemas barang-barangnya dan meninggalkan pondok pesantren.
“Saat itu juga saya kemas barang dan cabut dari pesantren buat masuk ke G-Town Hip Hop. Karena lagi pengen-pengennya bermusik,” kata Kaf G sambil tertawa.
Jelas keputusan Kaf G tersebut cukup mengejutkan kedua orangtuanya. Kaf G berkilah jika dirinya lebih memilih untuk meneruskan kuliah daripada berada di dalam pesantren.
“Sampai di rumah ditanya kenapa pulang? Saya jawab nggak mau mondok lagi, saya mau kuliah biar bisa tinggal diluar.nggak di dalem pesantren. Intinya biar bisa bemusik lagi,” kata Kaf G sambil tertawa.
Leave feedback about this