IDETIMUR – Memiliki garis keturunan dari Maluku namun lahir dan besar di Papua, Chicco Lesomar telah menyukai musik sejak ia masih kecil. Di rumahnya, ayah dan pamannya terbiasa memutar musik hip hop dan raggae.
Lagu-lagu milik House Of Pain, Saykoji dan lain sebaginya pun telah akrab ditelinganya. Sejak kecil pulalah, Chicco Lesomar memiliki selera musik yang sedikit berbeda.
“Waktu itu saya sudah mulai suka musik yang agak teriak-teriak. Pokoknya yang agak kasar,” kenang Chicco Lesomar.
Hingga ketika duduk di bangku SMP, beberapa temannya membentuk sebuah grup hip hop. Saat itu, Chicco Lesomar pun langsung tertarik. Apalagi teman-temannya kerap menunjukan kebolehan mereka di depan kelas. Dalam hati ia bergumam jika suatu hari nanti ia akan dapat seperti teman-temannya tersebut.
Namun apa mau dikata. Chicco Lesomar tak memahami musik rap. Chicco juga tak mengerti bagaimana membuat lirik.Bermodal nekat, Chicco Lesomar pun meminta kepada teman-temannya tersebut untuk mengajaknya ke studio tempat mereka berlatih.
Siapa sangka, baru satu hari mengikuti mereka, Chicco Lesomar langsung ditawari untuk bergabung dengan grup tersebut.
“Jadi ada seniornya juga. Mungkin mereka lagi perlu personil. Nama grupnya Ship Swag Boom Site,” ucap Chicco Lesomar.
Dikatakan nekat karena saat itu Chicco Lesomar belum mengerti apa-apa. Padahal ketika itu, semua bertanya apakah Chicco Lesomar dapat menulis lirik dan mengerti mengenai musik rap. Karena sangat ingin bergabung, Chicco Lesomar berkata jika dirinya cukup mahir dalam menulis lirik.
“Jadi itu awal saya bergabung. Tapi saya nggak sering main. Karena jauh. Tapi akhirnya studionya pindah dekat rumah,” ungkap Chicco Lesomar.
Bersama teman-temannya, Chicco Lesomar pun mulai membuat lagu. Lagu pertama yang diciptakannya berjudul Next Generation. Tak hanya itu, Chicco juga mulai berani tampil di berbagai event di Papua.
“Kita cari-cari panggung di acara TNi, kafe-kafe dan ikut berbagai lomba. Pernah juara satu dan juara tiga,” beber Chicco Lesomar.
Namun sayang, grup tersebut sempat mengalami kevakuman. Beberapa senior di grup tersebut harus meneruskan pendidikan mereka di pulau Jawa.
Tanpa senior, grup tersebut tak mampu berkembang. Kegelisahan tersebut membuat Chicco Lesomar berfikir untuk meneruskan karirnya seorang diri.
“Saya lihat kok terlalu lama vakumnya. Akhirnya saya berdiri sendiri. Tapi dengan alat sederhana,” jelas Chicco Lesomar.
Di tahun 2016, Chicco Lesomar memutuskan untuk berjalan sendiri. Namun ia tetap tak meninggalkan grup tersebut. Dan keputusannya tersebut berbuah hasil. Chicco kini dikenal sebagai rapper yang cukup sukses.
“Kalau ditotal saya sudah punya seratusan lagu. Tapi enakan ramai-ramai. Maksudnya pakai nama sendiri-sendiri tapi tergabung dalam satu manajemen,” ucap Chicco Lesomar.
Leave feedback about this