October 6, 2024
A BIT

Punya Hobi Yang Sama, Jarang Break Terbentuk Dari Dua Band Yang Berbeda

IDETIMUR – Di kota asalnya yaitu Gorontalo, grup ini cukup populer. Grup band yang bernama Jarang Break ini kerap mendapat undangan untuk tampil di event-event yang mencakup wilayah kota Gorontalo.

Jika dibaca dari namanya, mungkin kalimat Jarang Break terdengar sedikit asing dan unik bagi kita. Dan ternyata, penggunaan nama tersebut adalah hasil gabungan dari dua grup yang berbeda, yaitu Over Break dan Jarank Pulang.

Dibentuk pada 14 Februari 2014, grup ini lahir dari kumpulan para pencinta alam yang sehari-hari kerap nongkrong di sekretariat pecinta alam (Mapala) Universitas Negeri Gorontalo (UNG). Sebagian dari mereka memang tergabung dengan grup Over Break. Dan sebagian lagi adalah personil Jarank Pulang.

“Dari kita nongkrong ada alat musiknya juga. Kita sering jamming disitu karena hampir setiap hari dan tiap minggu jamming,” ujar Gerry sang drummer.

Karena sebagian besar tergabung dalam organisasi pencinta alam, selera musik mereka pun cenderung sama. Musik Reggae menjadi musik yang paling sering mereka mainkan. Bagi mereka, musik dengan genre tersebut melambangkan sebuah kebebasan.

Jarang Break (Foto. Dokpri)

Kemampuan bermain musik mereka pun mulai menjadi pembicaraan di lingkungan kampus. Hingga akhirnya, beberapa event-event di kampus pun mulai mengundang mereka untuk tampil.

Padahal saat itu, mereka sama sekali belum memproklamirkan grup mereka. Bahkan saat tampil memenuhi undangan kampus, mereka belum memilik nama untuk grup tersebut.

“Ternyata ada yang ngundang lagi. Dari situ kita pikir-pikir kenapa kita nggak bikin satu grup aja. Pas ada ulangtahunnya club motor, kita berunding bikin satu nama grup aja biar kalau mau ngundang mereka tahu ngundang band apa,” jelas Gerry.

Nama Jarang Break pun akhirnya dipilih oleh Abdul rahmat Maudi. alm (gitar),  Putra Uloli (vokal), Fandri karim (vokal),  Ramli Otolomo (bass),  Geriansyah Haju (drum), Hidayat Djafar (gitar), Rendy Grandpiano Uno (keyboard), dan  Zulkifli Mooduto (perkusi).

Pemilihan nama tersebut juga memiliki cerita tersendiri. Menurut para personil Jarang Break, setiap kali mereka manggung, awalnya para penonton mengira mereka adalah kolaborasi dari dua grup yang berbeda.

Jarang Break (Foto. Dokpri)

Beberapa dari penonton kerap meneriakan Over Break, sebagian lagi kerap meneriakan Jarank Pulang. Itulah yang  akhirnya membawa ide tersendiri untuk menggabungkan dua nama yang berbeda tersebut.

“Kenapa nggak diambil dari nama masing-masing band. Over Break dan Jarank Pulang. Dan setiap event kita kalau main yang awalnya 10 lagu, kita bisa sampai 20 lagu. Kita itu stop ketika memang dari EO- nya bilang lewat waktu,” kata Gerry sambil tertawa.

Kini sudah sebanyak 7 lagu mereka rilis. Jarang Break pun semakin memantapkan diri mereka sebagai band yang cukup diperhitungkan di kota Gorontalo.

 

“Kami senang bisa menyaturkan hobi kami. Kebetulan punya hobi sama di musik. Kemudian yang awalnya sebatas tongkrongan kecil sampai diundang ke kampus-kampus lain. Jadi kami rasa kita bisa memperbanyak teman. Memperluas tali silaturahmi juga,” beber Gerry.

Leave feedback about this

  • Rating
X