Perjalanan Karier Ridho Hernandez: Dari Band Keluarga Hingga Musik EDM
“Untuk bakat, udah pasti turunan dari ayah. Kakek saya juga dulu produksi gitar kroncong,” beber Ridho.
“Untuk bakat, udah pasti turunan dari ayah. Kakek saya juga dulu produksi gitar kroncong,” beber Ridho.
“Saya dulu pernah nggak dianggap sama sekali sama orang. Saya kan dari kampung di kabupaten Maluku Tengah. Anak kampung yang memang dari segi kemajuan nggak terlalu maju dibanding kota Ambon,” kata Beto.
“Di-bully di kampus. Akhirnya saya di kampus temenan bukan orang dalam kampus tapi di luar kampus. Kayak nggak seru aja karena orang ngolok cita-cita saya jadi rapper,” ungkapnya.
“Yang menonjol di lagu ini liriknya yang saya buat biar kena di telinga pendengar yang sesuai apa yang mereka rasakan,” jelas Idal.
“Proses rekamannya dari take vocal itu hanya memakai HP. Maklum belum punya mic sama soundcard. Sampai proses take video itu hanya pinjam HP teman yang lumayan bagus supaya video kelihatan jernih. Juga editing dari video kebetulan saya sendri yang edit menggunakan capcut. Lumayanlah saya juga bisa edit-edit video dari pada bayar,” kata Siby sambil tertawa.
“Mungkin untuk dia saya masih belum cukup dan akhirnya dia lebih memilih yang ada harta dari pada saya,” jelas Ando.
“Ide lagu ini muncul saat saya dan ayah mendapatkan nada dan lirik di perjalanan,” ujar Daniel.
“Benar-benar nggak paham. Pakai bahasa sebisanya aja. Kadang nunjuk barang. Tantangan banget lah karena nggak ngerti. Kesulitan utama bagaimana mensinkronkan bahasa Indonesia. Kadang bahasa isyarat bukan SPOK,” ucap Tabib Qiu.
“Saya membuat musik dengan nuansa oldschool yang saya ubah menjadi reggae, dengan sedikit bass yang terinspirasi dari lagu Michael Jackson (Billie Jean). Flow dari lagu saya terinspirasi dari lagu-lagu di film Bollywood atau India, memberikan sentuhan yang berbeda dan menarik,” ujar Armelo KKD.
“Rekamannya cukup menantang, sering bolak-balik ke rumah Pace Kribo di Jakarta Timur, sambil mengerjakan beberapa lagu lainnya,” ujar KK Iloo