Demi Musik, Kaf G Kabur Dari Pesantren
“Sampai di rumah ditanya kenapa pulang? Saya jawab nggak mau mondok lagi, saya mau kuliah biar bisa tinggal diluar.nggak di dalem pesantren. Intinya biar bisa bemusik lagi,” kata Kaf G sambil tertawa.
“Sampai di rumah ditanya kenapa pulang? Saya jawab nggak mau mondok lagi, saya mau kuliah biar bisa tinggal diluar.nggak di dalem pesantren. Intinya biar bisa bemusik lagi,” kata Kaf G sambil tertawa.
“Kita singkat nama kita. Tapi teman-teman manggilnya masih Mommy. Ini sebagai bentuk penghargaan kepada ibu-ibu kita, Bisa dibilang kalau ibu yang mendominasi band ini,” tutur Apin.
“Ya, ratusan ribu lah. Syukur lah yang penting bisa dapat penghasilan. Yang penting dihargai,” kata Amar sambil tertawa.
“Kalau musik itu kan hobi. Jadi kalau musik itu kalau ada teman disuruh buat musik. Saya kerjakan kalau sudah janjian sama teman. Kalau sudah capek ngojol saya suka buat lagu. Besoknya nggak ngojol dulu,” beber AilBeatz.
“Kami senang bisa menyaturkan hobi kami. Kebetulan punya hobi sama di musik. Kemudian yang awalnya sebatas tongkrongan kecil sampai diundang ke kampus-kampus lain. Jadi kami rasa kita bisa memperbanyak teman. Memperluas tali silaturahmi juga,” beber Gerry.
“Kita dihina, dicaci, diketawain, direndahkan. Katanya kita nggak jelas bahkan kita juga dikucilkan,” jelas Hasta Hanzo.
“Saya hampir ditolak orang sekampung. Katanya nggak bagus. Bikin malu kampung saja,” kata Amal sambil tertawa.
“Setiap hari saya cari kakak-kakak yang baru pulang kuliah. Saya ajak pergi bikin lagu. Pulang bisa sampai malam. Jam 1 atau jam 2 malam baru sampai rumah,” kenang Ipang.
“Efektif sih bermain kayak gitu dan buat ngurangi stress. Paling enak karena ini hobi. Jadi ada lagi idenya. Memang refresh lagi, tutur Joe Tamaela.
“Awalnya mama saya belikan kamera agar lagu-lagu saya semua ada music videonya. Dan disitulah saya mulai belajar sendiri,” jelas Juna.