Perjalanan Karier Ridho Hernandez: Dari Band Keluarga Hingga Musik EDM
“Untuk bakat, udah pasti turunan dari ayah. Kakek saya juga dulu produksi gitar kroncong,” beber Ridho.
“Untuk bakat, udah pasti turunan dari ayah. Kakek saya juga dulu produksi gitar kroncong,” beber Ridho.
“Saya dulu pernah nggak dianggap sama sekali sama orang. Saya kan dari kampung di kabupaten Maluku Tengah. Anak kampung yang memang dari segi kemajuan nggak terlalu maju dibanding kota Ambon,” kata Beto.
“Di-bully di kampus. Akhirnya saya di kampus temenan bukan orang dalam kampus tapi di luar kampus. Kayak nggak seru aja karena orang ngolok cita-cita saya jadi rapper,” ungkapnya.
“Benar-benar nggak paham. Pakai bahasa sebisanya aja. Kadang nunjuk barang. Tantangan banget lah karena nggak ngerti. Kesulitan utama bagaimana mensinkronkan bahasa Indonesia. Kadang bahasa isyarat bukan SPOK,” ucap Tabib Qiu.
“Yang buat saya lebih tertarik jadi DJ karena teman-teman bilang saya lebih cocok nge-DJ,” tambahnya.
“Nama boleh berubah, tapi tidak dengan selera musik, dan attitude,” tutupnya.
“Saat di atas panggung, saya merasa perjuangan selama ini tidak sia-sia,” ujarnya.
“Karena hobi mendengar musik dan Ecko Show dulu yang selalu jadi favorit untuk dengar karya-karyanya,” tambahnya
“Orangtua dan keluarga besar awalnya nolak. Nggak mau aku jadi penyanyi, malah sering dikatain macam penyanyi besar aja kamu ke mana-mana bawa gitar,” ujarnya sambil tertawa.
“Yang mengisi aransemen juga dari kita. Playernya juga dari kita. Karena yang bekerja di sini semua ahli musik, jadi kita paham betul seluk-beluk industri ini.” jelas Bambang.