Maya Jadi Sajian Yang Berbeda Dari Timur Foundation Rap
“Tapi memang menantang sih. Saya pelajari lagi dari Youtube. Ada beberapa refrensi. Kayak bikin hal baru,” tutur Hasta.
“Tapi memang menantang sih. Saya pelajari lagi dari Youtube. Ada beberapa refrensi. Kayak bikin hal baru,” tutur Hasta.
“Yang pasti bisa menginpirasi banyak orang lah. Walaupun lagu saya dicolong, bukti lagu saya disukai. Kalau nggak tertarik, nggak mungkin mereka colong. Tapi tetap bersyukur, istilahnya bagi-bagi rejeki,” ungkap Richard Jersey.
“Dianya yang mau. Dia memang suka untuk nyanyi. Malah dia yang ngajak dan kebetulan ada waktu luang,” ungkap Shergy.
“Daripada pakai orang, gimana kalau pakai lagu sendiri. Biasanya kalau main kan lagunya agak up. Makanya closingnya lebih damai aja sih,” jelas Putra.
“Kita ada satu visi dimana kita nggak mau terpaku dalam satu genre saja. Karena personilnya sukanya beda-beda. Ada yang metal, slow rock, reggae, bahkan speed metal.” ujar Ajay salah satu personil dari DIB Band.
“Susah banget sampai aku harus belajar ke temanku yang suaranya bagus banget. Aku belajar teknik nyanyi yang benar. Saya belajar terus nggak ada berhenti-berhentinya,” jelas Silet Open Up.
“Itu udah menjadi bagian dari fashion saya. Jadi sudah seperti ciri khas gitu,” ungkap Datgyal.
IDETIMUR – Apa jadinya jika seorang rapper dan produser musik yang biasa mengerjakan musik-musik Disko Tanah bergabung menjadi satu? Dila Lipata lah jawabannya. Duo anak muda asal Gorontalo ini berhasil meramu rap dan Disko Tanah menjadi musik EDM yang cukup unik. Ya, EDM ala Bossvhino (vokal) dan Febri Hands (produser) ini memang cukup berbeda dari […]
“Ternyata galau bikin berkah. Aku mau nunjukin sama orang-orang di tempatku. Apapun yang kita kerjakan bisa berhasil. Kalau mungkin aku nggak galau nggak kayak gini,” sambungnya.
“Memang gara-gara rupiah orang bisa ngapain aja. Itu pendapat aja sih. Ini isitilahnya bukan pamer, tapi menceritakan yang orang rasakan mengenai rupiah. Itulah yang terjadi, semua untuk uang,” ungkap Van Axxel.