Chicco Lesomar : Enakan Rame-Rame
“Waktu itu saya sudah mulai suka musik yang agak teriak-teriak. Pokoknya yang agak kasar,” kenang Chicco Lesomar.
“Waktu itu saya sudah mulai suka musik yang agak teriak-teriak. Pokoknya yang agak kasar,” kenang Chicco Lesomar.
“Kemarin-kemarin kita mainnya genre-genre yang mencuri pasar. Saya bilang, Sakamena nggak boleh terus-terusan gini. Ngikutin pasar tapi kita kasih juga yang hip hop. Jadi kita kasih selang-seling lah,” kata Gefan.
Mario G Klau memang sukses membuat semua orang bertanya-tanya. Padahal di Instagram pribadinya, Mario hanya menuliskan kalimat “Untuk apa bertahan bila perdebatan selalu kamu yang benar”.
“Saya itu memang suka nyanyi. Tapi saya merasa suara saya nggak bagus. Musik rap ternyata bisa menyatukan kita yang suaranya nggak bagus,” kata Mambri sambil tertawa.
“Mungkin karena aku nggak punya bakat musik, jadi tetap dihina. Katanya hasilnya jelek lah. Tapi kan aku pengen keren. Jadi tetap semangat,” ungkap Falens.
“Konsep awal maunya seperti itu. Awalnya karena memang sering terjadi di kehidupan saya. Ya sudah saya angkat. Dan banyak hal di dunia hiburan, hal berbau kritik paling banyak disorot,” ujar Amal Hasanuddin.
“Pembaruan ada di beberapa hal. Kalau biasanya promotor bawa artis besar supaya acaranya ramai, di MOVE IT FEST kebalik. Kita pakai lokal hero. Contoh di Manado, lokal heronya kita taruh di puncaknya,” jelas Evan.
“Karena menurutku agak lucu kalau sebagai DJ selalu bawain lagu orang dan tidak punya sebuah karya paten,” ujar Eat’ink.
“Awalnya aku ngamen. Tiba-tiba ditawarin, “mau rilis nggak single terbaru? udah pernah punya belum? Aku bilang belum. Akhirnya dikasih. Aku senang aja karena aku senang nyanyi,” ungkap Jun Kiki.
“Saya suka dengar semua genre. Tapi Kalau pemilihan sih saya lebih ke pop jazz gitu. Ya mungkin karena saya suka dengar lagu-lagu Glenn Fredly,” beber Nino.