Star East Papua : Bintang Itu Ada Di Timur
“Moto kami memang ingin memperkenalkan dialek Papua kepada masyarakat luas. Dari awal kita bikin selalu dengan dialek Papua,” jelas Shemy Phat.
“Moto kami memang ingin memperkenalkan dialek Papua kepada masyarakat luas. Dari awal kita bikin selalu dengan dialek Papua,” jelas Shemy Phat.
“Dulu sempat tidak diijinkan orang tua. Karena orang tua mikirnya bisa mengganggu sekolah saya. Tapi saya buktikan kalau saya bisa menjalankan hobi saya tanpa mengganggu sekolah saya. Hingga sekarang orang tua saya sangat mendukung saya,” kata Thoriq dengan bangga.
Semua ada prosesnya. Numpang di rumah teman hanya pakai laptop dan speaker bluetooth aja. Setiap lima menit speaker mati. Laptop eror. Untuk rekaman pun hanya memakai satu unit handphone,” kenang Alan3m.
“Awalnya sih mulai belajar hijrah, menjadi lebih baik dan kebetulan request lagu seperti itu. Responnya positif,” tutur Rezhaldi.
“Pas SMA sudah mulai mendalami musik, tapi nggak jadi vokalis, jadi bassis. Pernah meraih The Best Bass di eskul sekolah,” ungkap Andre.
“Waktu itu memang nggak ada rencana. Kita duduk-duduk, ya udah kita bikin lagu yuk. Karena adanya kita, ya kolabsnya sama kita. Kalau ada yang lain mungkin kolabsnya nggak hanya bertiga,” terang Jholand MC.
“Dan saya jadi ketagihan cari teman untuk cerita unik. Mungkin next akan ada lagu yang unik lagi,” sambungnya.
“Hip hop di Kendari memang masih jarang. Uniknya kta mengangkat tema daerah. Seperti makanan khas daerah. Jadi kita lebih ke lokal-lokal gitu,” jelas Hardyan Saputra Kamsar.
“Awal saya mencoba untuk membuat lagu itu dari ponsel dan rekaman pake ponsel dan headsetnya juga. Saya pakai aplikasi android yaitu n-Track dan untuk membuat beat atau nstrumennya mengunakan ponsel juga tapi pakai Apk Music Maker Jam,” terang GhabrielMc.
“Pas lagi lockdown saya di depan laptop terus. Dan teman-teman saya sudah bertahun-tahun bikin musik hanya gitu-gitu aja. Pas lihat perkembangan saya, mereka jadi iri,” kata Siby sambil tertawa.