Lagu “Nanti Om Ludah” Jadi Kolaborasi Yang Cukup Langka Bagi Ecko Show Dan Terali Gank
“Imejnya kan preman, agak takut juga. Masalahnya saya harus direct mereka. Nyuruh – nyuruh mereka,” kata Ecko Show sambil tertawa.
“Imejnya kan preman, agak takut juga. Masalahnya saya harus direct mereka. Nyuruh – nyuruh mereka,” kata Ecko Show sambil tertawa.
“Soalnya yang bapak pikirkan pasti saya mainnya di club. Nanti saya jadi anak yang nggak benar. Padahal kan saya sudah besar,” ucap Amar.
“Seorang musisi itu harus punya single sendiri. Waktu itu nama Crimson belum dikenal. Akhirnya tiba-tiba booming,” jelas Crimson.
“Karena ada dua kesibukan, tabrakan terus nih waktunya. Kadang harus siaran, tapi harus rekaman. Ya sudah tinggalin,” ungkap Junko.
“Saya sempat nggak nyangka jika lagunya pecah. Akhirnya saya tinggalkan kerja demi musik,” kata Jovi sambil tertawa.
“Kalau di komplain dan gagal pasti pernah dan semua artist tato juga kayaknya pernah ngerasain itu. Dari kesalahan-kesalahan itu kami lebih belajar dan Alhamdulillah sekarang sudah banyak yang percayain kita untuk di tato tubuhnya,” jelas Angga.
“Jadi saya ceritakan di dalam lagu ini adalah kita ini di Papua, mau kulit hitam atau putih kita semua sama. Dan kalau lebaran mereka bertamu ke kita yang lebaran, ataupun mereka yang saat hari raya kita yang bertamu ke mereka, atau singkatnya bisa di bilang Papua itu solidaritasnya tinggi,” ungkap Juna.
“Untuk hal positifnya, saya lebih banyak waktu di rumah. Lebih bisa mengasah apa yang jadi talenta saya. Dan bisa berbagi arti sebuah karya seni, lewat gambar,” ujar Richard.
“Jadi lagunya tentang santai-santai di pantai sekalian ajak yang lain juga. kalau libur mending kita santai di pantai aja daripada ke tempat yang nggak jelas. Boleh minum, mabuk asal kontrol. Untuk refreshing otak,” jelas Falenz..
“Saya berlutut, berdoa tuhan kalau jalan saya di musik, tuhan betul-betul tunjukan jalan. Saya tidak mau hancur. Saya kerja ada waktu bahwa saya berdosa. Saya sadar diri untuk benar-benar cari uang yang halal, ucap Toton.